Selasa, 20 April 2010

Kebudayaan di Indonesia

Kebudayaan di Indonesia

Sebagai negara yang memiliki lebih dari 17.000 pulau dan 731 suku, Indonesia memiliki kebudayaan yang sangat kaya. Hampir setiap daerah memiliki tarian, musik, upacara adat, makanan, pakaian dan bahasa daerahnya sendiri. Kami kan memperkenalkan kepada anda beberapa dari antaranya.

Gamelan

Kata "Gamelan" digunakan di Indonesia untuk menjelaskan jenis musik di Indonesia dan alat musik yang digunakan. Kata tersebut berasal dari bahasa Jawa "gamel" yang berarti memukul atau menggunakan.

Gamelan terdiri dari 4 grup alat musik:

1. Alat musik yang memainkan lagu inti (Balungan). Termasuk di kategori ini adalah metalofon (batangan metal yang ditaruh berjajar dan berbunyi seperti lonceng), yang memiliki 3 ukuran yang berbeda dan memiliki interval setinggi 1 oktav, dan Slenthem, yang memiliki piringan yang bergemerincing. Resonator untuk alat musik ini terbuat dari bambu atau aluminium dan berbunyi 1 oktav lebih rendah.

2. Alat musik yang menjelaskan segmen tertentu dari sebuah lagu dan menentukan struktur lagu tersebut. Gong gantung yang besar (Gong ageng) menandai awal dan akhir dari sebuah lagu dan segmen-segmen yang lebih panjang. Kenong, gong yang memiliki resonator yang terbuat dari kayu, memainkan sub segmen yang lebih pendek.

3. Alat musik yang menghias melodi inti. Di antaranya adalah: Bonang (gong dengan 2 ukuran), Gender (metalofon dengan 2 ukuran), gambang, suling, rebab dan sitar. Penyanyi solo (pesidhen) dan grup penyanyi laki-laki (gerong) juga termasuk dalam kategori ini.

4. Pemain kendang yang memimpin grup dengan cara akustik, dimana ia memberikan tanda-tanda yang telah disetujui sebelumnya untuk mengakhiri lagu dan bagian-bagiannya dan untuk merubah tempo.

Pada gamelan yang lengkap bisa sampai dengan 40 pemusik mengambil bagian. Biasanya gamelan dimainkan di acara-acara keagamaan atau untuk mengiringi wayang.

Sumber: Wikipedia.de


Wayang

Wayang berasal dari bahasa Jawa dan berarti "bayangan". Kata tersebut dapat juga diartikan sebagai "roh". Wayang menjadi tontonan tradisi karena kebudayaan Indonesia mempunyai hubungan yang sangat erat dengan nenek moyang. Menurut animisme, para dewa nenek moyang dapat berperan sebagai penjaga atau penghukum manusia. Karena itu manusia berusahan untuk menyenangkan hati para dewa atau meminta bantuan mereka dengan mengadakan upacara-upacara ritual. Salah satu cara adalah dengan memainkan wayang.

Wayang ada bermacam-macam (wayang golek, wayang kulit, wayang orang, ludruk, ketoprak, dll) dan dimainkan secara berbeda-beda tetapi memiliki kurang lebih peraturan yang sama. Wayang selalu dimainkan di masa-masa yang berhubungan dengan mitologi. Beberapa diantaranya menggambarkan festival-festival animismus dari penduduk asli dan penyembahan pada roh-roh daerah. Yang lainnya menggambarkan secara dramatis episode-episode dari cerita Ramayana atau Mahabharata (sejarah kuno agama Hindu).

Dalang yang memainkan wayang bekerja dalam seni drama yang sangat teratur, dimana hal tersebut memungkinkan adanya pertunjukan solo yang sebenarnya tanpa gangguan. Setiap lakon memiliki 3 bagian yang diatur dengan 3 kunci musik yang dimainkan oleh grup gamelan. Episode-episode standar muncul di urutan yang standar. Misalnya: "Pendengar yang terbuka" memperkenalkan konflik di dalam lakon, "Istana dalam" menggambarkan saat raja menemui ratu (-ratu)nya dan pada "Pendengar luar" tentara dilepaskan untuk berperang.

Dalang memilih dari sekitar 150 pilihan lagu, mencocokkannya dengan type episode, karakter, suasana atau tingkah laku. Boneka-boneka wayang dipahat agar supaya menyerupai karakter dan status yang dimainkan dan sesuai dengan motif yang telah ditentukan untuk mata, hidung, cara memandang, sikap tubuh, bentuk tubuh dan kostum. Dalang dapat memilih antara 1 atau boneka lain yang memainkan karakter yang sama, berwarna emas atau hitam, atau memiliki bintang atau bermimik tenang, untuk mengindikasikan suasana hati dari figur tersebut dalam episode-episode tertentu. Walaupun dalang hanya bekerja berdasarkan skenario dasar, ia dapat mengimprovisasikan setiap pertunjukan, menambahkan gurauan masa kini dan membentuk pertunjukan tersebut agar cocok dengan acara dan penonton. Dalang dan pemisuk pembantunya dan penyanyi laki-lakinya berimprovisasi dalam konvensi artistik yang walaupun kompleks dan tidak dapat ditebak tetapi sangat terkenal.

Sumber: Network Indonesia

Batik

Batik aslinya berasal dari bahasa Jawa "amba" yang berarti menulis dan "tik" yang berarti titik. Teknik tersebut diperkirakan telah berumur lebih dari seribu tahun. Walaupun tidak pernah ada keterangan yang pasti dimana batik pertama kali ditemukan, banyak pengamat percaya bahwa batik dibawa ke asia oleh wisatawan dari pulau India.

Membatik, biasanya dipraktekan secara eksklusif di pulau Jawa, membutuhkan proses anti-wax yang menyeluruh, dimana setiap bagian dari bahan yang tidak seharusnya diberi warna dibalut dengan wax pada kedua sisi sebelum bahan tersebut dicelup ke dalam pewarna. Dengan menggunakan tempat wax yang menyerupai pen yang disebut canting, model yang ruwet dan sulit dapat dibuat. Proses membatik membutuhkan waktu yang lama dan batik yang dibuat seluruhnya dengan tangan membutuhkan beberapa minggu hingga selesai. Banyak batik modern sekarang dibuat dengan menggunakan cap tembaga untuk melapiskan wax, dimana proses menjadi sangat cepat dan mengurangi biaya.

Indonesia adalah negara yang penuh dengan bermacam-macam perbedaan dan batik Indonesia memperlihatkan banyak corak. Beberapa model tradisional masih membawa motif yang dipengaruhi mistik, model lain mengilustrasikan tanaman, hewan dan manusia, dan beberapa model lain mempunyai corak yang sangat sulit. Model batik tradisional (biasanya menggunakan warna bumi dan sangat rumit) telah dipesan secara eksklusif oleh keluarga keraton Jawa. Model batik modern biasanya memiliki warna yang lebih terang dibandingkan dengan model batik tradisional.

Sumber: Network Indonesia, Wikipedia.de

Tidak ada komentar:

Posting Komentar