Algoritma Layer-by-Layer
Rubik’s Cube ditemukan oleh Erno Rubik dan telah dipatenkan atas namanya [5]. Benda ini sekilas terlihat sebagai sebuah kubus yang terdiri atas 27 kubus kecil, padahal sebenarnya hanya terdapat 26 kubus kecil karena kubus kecil yang paling dalam tidak pernah tersentuh. Cara memainkan kubus ini adalah dengan mengacak sisisisinya lalu mengembalikannya ke keadaan tersusun, di mana keenam sisinya memiliki warna yang uniform. Hingga saat ini, banyak orang yang menganggap bahwa Rubik’s Cube hanya dapat diselesaikan oleh orang-orang yang memiliki IQ tinggi, padahal sudah banyak algoritm yang ditemukan untuk menyelesaikan Rubik’s Cube, sehingga siapa pun dapat menyelesaikannya. Salah satu algoritma yang termudah adalah algoritma Layer-by-Layer
yang menyelesaikan Rubik’s Cube mulai layer pertama, kedua, lalu ketiga. Selain itu, ada juga algoritma Fridrich yang memerlukan sekitar 120 algoritma untuk dihapal namun dapat menyelesaikan Rubik’s Cube dalam rata-rata 50 gerakan. Karena solusi Rubik’s Cube telah ditemukan dalam bentuk algoritma, maka program komputer untuk menyelesaikannya pun dapat dibuat. Makalah ini membahas bagaimana cara membuat program komputer yang mengimplementasikan algoritma Layer-by-Layer
untuk menyelesaikan Rubik’s Cube.
Secara garis besar, algoritma Layer-by-Layer dapat ditulis sebagai berikut :
1. Selesaikan layer pertama/atas.
a. Bentuk cross di sisi atas, sesuaikan dengan warna keempat sisi di samping.
b. Isi keempat sudut atas dengan kubus yang sesuai.
2. Selesaikan layer kedua/tengah.
a. Isi keempat kubus pada layer kedua dengan kubus yang sesuai.
3. Selesaikan layer ketiga/bawah.
a. Bentuk cross di sisi bawah, tanpa merusak kedua layer di atas.
b. Tempatkan keempat sudut bawah di tempat sebenarnya, disesuaikan dengan warna dari ketiga sisi yang bersisian dengannya.
c. Bentuk supaya sisi bawah memiliki warna yang uniform.
d. Pertukarkan kubus-kubus yang belum sesuai pada tempatnya
Referensi :
http://www.informatika.org/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar